Berikutadalah 20 contoh af'alul khomsah yang terdapat di dalam al qur'an. وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَـكَ ۗ قَا لَ اِنِّيْۤ اَعْلَمُ PengertianAfalul Khamsah Atau Fiil Lima Dan Anggotanya. Contoh afalul khamsah dalam al quran. 05112010 Pengertian Afalul KhamsahFiil yang lima adalah. Dibuang huruf ن Nun jika berupa af-alul khamsah. Buatlah contoh kalimat yang didalamnya terdapat amil nashab huruf An أن Contoh penggunaan huruf an amil nashab dalam fiil sebagai berikut. Tabelcontoh afalul khomsah Contoh dalam Al Qur'an. Berikut ini contoh-contoh afalul khomsah di dalam Al Qur'an beserta surat dan ayatnya: Marfu' Surat Al Baqarah ayat 75: اَفَ تَطْمَعُوْنَ اَنْ يُّؤْمِنُوْا لَكُمْ. Maka apakah kamu (Muslimin) sangat mengharapkan mereka akan percaya kepadamu. Sifatdan Af 'al Allah. Sifat dan perbuatan atau af'al Allah terangkun di dalam Asma` al-Husna yakni nama-nama Allah yang indah. Asma` al-Husna atau nama-nama Allah yang indah dapat dibagi menjadi dua bagian. Pertama, kelompok nama-nama Allah yang menggambarkan kelembutan, kesantunan, cinta dan kasih sayang. Contohkalimat i'rob nashob dengan terbuangnya nun pada Af'alul khomsah sebagai berikut 1. نَحْنُ لَنْ يَكْتُبُوْا فِى الْمَسْجِد Artinya Kami tidak akan menulis di masjid, yaktubu menjadi nashob karena amil nawashib lan, yaktubuu asalnya yaktubuuna 2. Jikaaf'alul khomsah dimasuki huruf nashob, maka dibuang nun akhirnya. Contohnya: اَنْ يَفْعَلَا, اَنْ تَفْعَلَا, اَنْ يَفْعَلُوْا, اَنْ تَفْعَلُوْا, اَنْ تَفْعَلِيْ Contohnya di dalam Al Quran, ada di bawah ya. Mengapa Fi'il Mudhari Menjadi Manshub? Fiil mudhari menjadi manshub, karena dimasuki oleh amil nawashib. DaY9yZ. Artikel Af'alul khomsah Pengertian, Contoh dan Tanda I'robnya menjelaskan tentang pengertian Af'alul khomsah, tanda I'rob yang terdapat di Af'alul khomsah, Contoh Af'alul khomsah di bahasa Arab serta contoh penulisan Af'alul khomsah di dalam Alqur'an. Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara, apabila saudara mempunyai pertanyaan silahkan tanyakan melalui kolom komentar di bawah atau melalui halaman itu Af'alul Khomsah?secara bahasa Arab af'alul khomsah berarti fi'il yang lima, Pengertian af'alul khomsah adalah setiap fi'il mudhori' yang bersambung dengan alif tasniyah, wawu jamak dan ya' mu'annas mukhotobah. afa'alul khomsah atau fi'il yang lima itu sebagai berikut يَفْعَلَانِ artinya Dia berdua laki-laki sedang mengerjakanتَفْعَلَانِ artinya Kamu berdua laki-laki sedang mengerjakanيَفْعَلُوْنَ artinya Mereka laki-laki sedang mengerjakanتَفْعَلُونَ artinya Kalian laki-laki sedang mengerjakan تَفْعَلِيْنَ artinya Kamu wanita sedang mengerjakanDari pola wazan di atas akan kita gunakan untuk kata kerja sa ala bertanya dan fataha membuka sebagiamana contoh di bawah Tabel Perubahan kata dengan wazan pola af'alul khomsahContoh Af'alul khomsah di kalimat bahasa ArabBerikut 5 contoh penulisan Af'alul khomsah di dalam kalimat bahasa Arab, adapun warna kuning kami berikan kepada lafadz yang terdapat asma'ul khomsah supaya memudahkan di dalam mempelajari dan وَ مُهَمَّدٌ يَسْأَلاَنِ اِلَى الْاُسْتَاذِ Artinya Zaid dan Muhammad sedang bertanya kepada ustadzهُمْ يَقْرَئُوْنَ الْقُرْان فِى الْمَسْجِدِ Artinya Mereka membaca Al Qur'an di masjidاَنْتُمَا تَفْتَحَانِ الْبَاب Artinya Kamu berdua sedang membuka pintuاَنْتُمْ تنْصُرُوْنَ الْمُسْلِمَة Artinya Kalian semua sedang menolong muslimahاَنْتِ تَفْتَحِيْنَ الْكِتَابَ Artinya Kamu Wanita sedang membuka pintuTanda I'rob Af'alul khomsah di Bahasa ArabMenurut ilmu tata bahasa Arab, Af'alul khomsah memliki 3 tanda I'rob, 3 tanda i'rob di Af'alul khomsah adalah Rofa', Jazm dan Nashob. sebagaimana tertulis di dalam nadhoman kitab Alfyah waj'al li nahwi yaf'alaanin nuuna rof'an wa tad'iina wa tas لِنَحْوِ يَفْعَلاَنِ الْنُّوْنَا ¤ رفْعًاوَتَدْعِــيْنَ وَتَسْـــــأَلُونَاوَحَذْفُهَا لِلْجَزْمِ وَالْنَّصْبِ سِمَهْ ¤ كَلَمْ تَكُــــوْنِي لِتَرُوْمِي مَـــظْلَمَهْArtinya Jadikanlah Nun sebagai tanda rofa' untuk kalimat yaf'alaani, seperi lafadz tad'iina Fi'il Mudhori' dengan ya' muannas Mukhotobah dan seperti lafadz tas aluna fi'il mudhori' dengan wawu jama'. Adapun Jazm dan Nashob sama dengan membuang nun seperti lafadz lam takuuni li taruumi madzlamah seorang wanita tidak sengaja melakukan kedholiman"Dari nadhoman Alfiyah di atas dapat difahami bahwa Af'alul khomsah bisa memiliki tanda i'rob rofa' Tanda rofa'nya dengan adanya nun, seperti tad'iina dan tas aluna pada contoh nadhoman Alfiyah di atas. Adapun contoh I'rob rofa' dengan af'alul khomsah di bahasa Arab sebagai berikut اَنْتُمْ تَذْهَبُوْنَ اِلَى الْمَدِيْنَةِ Artinya Kalian semua lelaki pergi ke kota, tadzhabuuna adalah contoh i'rob rofa af'alul khomsahالمُسلِمُوْنَ يَقْرَئُونَ الْقُرْانَ فِى الْمَسْجِدِ Artinya Orang-orang muslim membaca Al qur'an di Masjid, yaqrouuna adalah contoh i'rob rofa af'alul khomsahالمُسلِمُوْنَ يَجْلِسُونَ فِى الْبَيْتِ Artinya Orang-orang muslim sedang duduk di rumah, yajlisuuna adalah contoh i'rob rofa af'alul khomsahI'rob Jazm di Af'alul KhomsahMenurut Nadhoman alfiyah di atas untuk menunjukkan adanya I'rob Jazm di Af'alul Khomsah adalah dengan membuang nun, seperti lafadz lam takuuni, yang asalnya takuuniina, karena ada amil yang menjazmkan berupa harfun lam, maka menjadi lam takuunii.لَمْ تَكُــــوْنِي asalnya adalah تَكُــــوْنِيْنَ, harfun lam menjamzkan fi'il mudhori' sehingga lafadz takuuniina harus membuang nun nya menjadi takuuniMembuang huruf Nun wajib sebagai tanda i'rob jazm juga tertulis di dalam nadhoman kitab imrithi sebagai berikut fakhadzfu nuunir rof'i qot'an yalzamu fil khomsatil af'aali khaetsu نُوْنِ الرَّفْعِ قَطْعًايَلزَمُ فِي الخَمْسَةِ لأَفْعَالِ حَيْثُ تُجْزَمُArtinya "Membuang nun alamat rofa' itu diwajibkan sebagai tanda I'rob Jazm pada Af'alul khomsah." Adapun contoh kalimat bahasa Arab dengan I'rob Jazm di Af'alul khomsah sebagai berikutاَنْتُمْ لَمْ يَنْصُرُو اَطْفَالُهُمْ Kamu semua belum menolong anak-anak mereka. yanshuruu adalah merupakan contoh i'rob jazm yang membuang nun, asalnya adalah لَمْ يَقْرَئُو الْقُرْان فِى الْمَسْجِد Mereka semua belum membaca Al Qur'an di Masjid, yaqrou adalah contoh i'rob jazm yang membuang nun, asalnya adalah لَمْ يَجْلِسُوْ فِى الْبَيْتِ Orang-orang muslim belum duduk di rumah, yajlisu adalah contoh i'rob jazm yang membuang nun, asalnya adalah Nashob di Af'alul KhomsahMenurut Nadhoman alfiyah di atas untuk menunjukkan adanya I'rob Nashob di Af'alul Khomsah adalah dengan membuang huruf nun, seperti lafadz litaruumii, asalnya adalah taruumiina, karena ada lam juhud yaitu lam yang menashobkan fi'il mudhori' maka menjadi litaruumi. لِتَرُوْمِي asalnya adalah تَرُوْمِيْنَ, terdapatnya lam juhud maka menashobkan fi'il mudhori' sehingga menjadi litaruumiMembuang Nun sebagai tanda I'rob Nashob pada af'alul khomsah juga tertulis di dalam nadhoman kitab jurumiyah ang berbunyi wa amma hadzfun nuuni fayakuunu 'alaamatan lin nasbi fil af'alil khomsatil latiy rof'uha bisyabaatin حَذْفُ النُّوْنِ فَيَكُوْنُ عَلَامَةً لِلنَّصْبِ فِى الْاَفْعَالِ الْخَمْسَةِ الَّتِي رَفْعُهَا بِثَبَاتِ النُّونِ Artinya " Adapun terbuangnya nun maka ia menjadi tanda bagi nashob pada fi'il yang lima ketika rofa'nya dengan tetap nun."Adapun contoh terbuangnya nun dengan sebagai tanda i'rob nashob kami berikan warna kuning. Contoh kalimat i'rob nashob dengan terbuangnya nun pada Af'alul khomsah sebagai berikut1. نَحْنُ لَنْ يَكْتُبُوْا فِى الْمَسْجِد Artinya Kami tidak akan menulis di masjid, yaktubu menjadi nashob karena amil nawashib lan, yaktubuu asalnya yaktubuuna2. لَنْ يَّضُرُّوا اللّهُ شَيْئً Artinya Mereka tidak akan memberi bahaya kepada Allah sedikit pun yadhurru menjadi nashob karena terdapat amil nawashib lan, yadhurru asalnya adalah yadhurruuna 2. فَهَلۡ عَسَيۡتُمۡ اِنۡ تَوَلَّيۡتُمۡ اَنۡ تُفۡسِدُوۡا فِى الۡاَرۡضِ وَتُقَطِّعُوۡۤا اَرۡحَامَكُمۡ QS. Muhammad ayat 22 Artinya "Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?". tufsiduu menjadi nashob karena karena terdapat amil nawashib lan, tufsiduu asalnya adalah Penulisan Af'alul khomsah di dalam Al Qur'anAapun lafadz yang menunjukkan bahwa lafadz tersebut mengikui pola wazan af'alul khomsah kami berikan garis bawah supaya lebih mudah di dalam mempelajarinya Berikut adalah contoh penulisan af'alul khomsah di dalam Al Quran الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ QS. Al Baqoroh ayat 3 yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,. اَمْ لَمْ يَعْرِفُوْا رَسُوْلَهُمْ فَهُمْ لَهٗ مُنْكِرُوْنَ ۖ QS. AL Mu'minun ayat 69 Artinya ataukan mereka tidak mengenal Rosul mereka muhammad, karena itu mereka mengingkarinyaفَاِذْ لَمْ يَأْتُوْا بِالشُّهَدَاۤءِ فَاُولٰۤىِٕكَ عِنْدَ اللّٰهِ هُمُ الْكٰذِبُوْنَ ,,, QS. An nur ayat13 Artinya Oleh karena mereka tidak membawa saksi-saksi, maka mereka itu dalam pandangan Allah adalah orang-orang yang اللّٰهُ اَنْ تَعُوْدُوْا لِمِثْلِهٖٓ اَبَدًا اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ ۚ QS. An Nur ayat 17 Artinya Allah memperingatkan kamu agar jangan kembali mengulangi seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang beriman,وَلَا يَأْتَلِ اُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ اَنْ يُّؤْتُوْٓا اُولِى الْقُرْبٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَالْمُهٰجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ QS. An Nur ayat 22 Artinya Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka tidak akan memberi bantuan kepada kerabatnya, orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah Apakah itu Af’al al-Qulub? Pernahkah anda mendengar istilah Af’al al-Qulub dalam ilmu Nahwu? Dari namanya kita bisa menebak bahwa ia adalah fi’il yang berhubungan dengan hati, tapi apa sebenarnya af’al al-qulub itu? Pengertian Af’al al-Qulub Af’al al-Qulub berasal dari kata af’al pekerjaan-pekerjaan dan al-qulub beberapa hati. Ia merupakan fi’il yang dilakukan dan dirasakan oleh indra bathin hati yang me-nashab-kan dua maf’ul yang berasal dari susunan mubtada’ khabar. BACA JUGA FI’IL MUTA’ADDI DAN FI’IL LAZIM Af’al al-Qulub berjumlah 14, di antaranya adalah رَأَى ,عَلِمَ ,دَرَى ,وَجَدَ ,أَلْفَى ,تَعَلَّمْ ,ظَنَّ ,خَالَ ,حَسِبَ ,جَعَلَ ,حَجَا ,عَدَّ ,زَعَمَ ,هَبْ Fi’il-fi’il ini disebut sebagai “Af’al al-Qulub” karena ia merupakan pekerjaan yang dilakukan dan dirasakan oleh indra bathin, maka dari itu, makna-maknanya berada pada hati al-qulub. Namun tidak semua fi’il qalbiy yang berhubungan dengan hati me-nashab-kan dua maf’ul, melainkan di antaranya ada yang me-nashab-kan satu maf’ul seperti عَرَفَ dan فَهِمَ tahu dan paham. Dan adapula yang berhukum lazim tidak memiliki maf’ul seperti حَزُنَ dan جَبُنَ sedih dan takut. Adapun yang dimaksud dengan asal maf’ul merupakan mubtada’ khabar bisa kita lihat pada contoh di bawah ini ظَنَنْتُ زَيْدًا مُسَافِرًا Aku mengira Zaid adalah orang bepergian Contoh di atas berasal dari susunan mubtada’ khobar berikut زَيْدٌ مُسَافِرٌ Zaid adalah orang yang bepergian Menghapus kedua atau salah satu maf’ul Af’al al-Qulub Tidak boleh menghapus kedua maf’ul atau salah satu maf’ul af’al al-qulub dengan alasan iqtishar merasa cukup, dalam artian tanpa dalil. Namun jika ada dalil dengan alasan ikhtishar, yakni meringkas, maka boleh menghapus kedua maf’ul atau salah satunya. Contoh terhapusnya dua maf’ul karena ada dalil adalah sebagai berikut Ketika ada yang bertanya هَلْ ظَنَنْتَ خَالِدًا مُسَافِرًا؟ Apakah kamu mengira khalid adalah orang yang bepergian? Kemudian yang ditanya menjawab ظَنَنْتُ Aku telah mengira Maksudnya adalah ظَنَنْتُهُ مُسَافِرًا Aku telah mengiranya khalid orang yang bepergian Ada juga contoh dari al-Qur’an أَيْنَ شُرَكَاءِيَ الَّذِيْنَ كُنْتُمْ تَزْعُمُوْنَ – القصص 62 Artinya Di mana sekutu-sekutuKu yang engkau yakini اي كُنْتُمْ تَزْعُمُوْنَهُمْ شُرَكَاءِيْ Maksudnya kamu yakin mereka sekutu-sekutuKu Dan contoh dari kata-kata bijak مَنْ يَسْمَعْ يَخَلْ Barangsiapa mendengar maka menyangka اي يَخَلْ مَا يَسْمَعُهُ حَقًّا Maksudnya menyangka apa yang ia dengar sebagai kebenaran Sedangkan contoh terhapusnya satu maf’ul karena ada dalil sebagai berikut Ketika ada yang bertanya هَلْ تَظُنُّ أَحَدًا مُسَافِرًا؟ Apakah kamu mengira seseorang adalah orang yang bepergian? Kemudian seseorang menjawab أَظُنُّ خَالِدًا Aku mengira Khalid اي أَظُنُّ خَالِدًا مُسَافِرًا Maksudnya Aku mengira Khalid adalah orang yang bepergian Namun jika tidak ada dalil yang menunjukkan pada maf’ul yang terhapus maka tidak diperbolehkan menghapus kedua maf’ul atau salah satunya. Inilah pendapat shahih dari beberapa madzhab ulama’ nahwu. Macam-macam Af’al al-Qulub Kemudian, af’al al-qulub dibagi menjadi dua macam Pertama, af’al al-yaqin أفعال اليقين, yang menunjukkan pada keyakinan kepercayaan yang mantap. Kedua, af’al adh-dhann أفعال الظنّ, yang menunjukkan pada dugaan cenderung/condong pada salah satu kemungkinan. Af’al al-Yaqin أفعال اليقين Af’al al-yaqin أفعال اليقين ada 6, yaitu رَأَىعَلِمَدَرَىتَعَلَّمْوَجَدَأَلْفَى Adapun penjelasannya sebagai berikut 1. رَأَى رَأَى yang bermakna عَلِمَ وَاعْتَقَدَ tahu dan meyakini نحو رَأَيْتُ زَيْدًا مُعَلِّمًا Aku tahu dan yakin bahwa Zaid adalah seorang guru Tidak ada perbedaan antara keyakinan yang sesuai dengan kenyataan dan keyakinan yang berdasar atas kepercayaan yang mantap saja, walaupun keyakinan tersebut berbeda dengan kenyataan. Karena keyakinan itu dinisbatkan/dikembalikan kepada orang yang memiliki keyakinan tersebut. Sebagaimana contoh dalam al-Qur’an. إِنَّهُمْ يَرَوْنَهُ بَعِيْدًا ۝ وَنَرٰىهُ قَرِيْبًا ۝ – المعارج ٧-٦ Artinya Sesungguhnya mereka orang-orang kafir meyakininya ba’ts/kebangkitan jauh tercegah dan kita meyakininya ba’ts dekat terjadi/nyata. رَأَى yang bermakna selain عَلِمَ وَاعْتَقَدَ رَأَى yang bermakna الْحِلْمِيَّة bermimpi juga me-nashab-kan dua maf’ul. رَأَى ini memiliki mashdar الرُّأْيَا mimpi/penglihatan saat tidur dan me-nashab-kan dua maf’ul karena juga termasuk pekerjaan yang dilakukan dan dirasakan oleh indra bathin. Contohnya sebagai berikut إِنِّيْ أَرٰىنِيْ أَعْصِرُ خَمْرًا – يوسف ٣٦ Artinya Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku memeras khamr Maf’ul yang pertama pada contoh ayat tersebut adalah ya’ mutakallim dan maf’ul keduanya adalah jumlah “أَعْصِرُ خَمْرًا” Namun jika رَأَى adalah بَصَرِيَّة yang bermakna “أًبْصَرَ وَرَأَى بِعَيْنِهِ melihat dengan matanya”, maka ia hanya muta’addi pada satu maf’ul. نحو رَأَيْتُ زَيْدًا Aku telah melihat Zaid رَأَى yang bermakna “إِصَابَةُ الرِّئَةِ” mengenai paru-paru juga muta’addi pada satu maf’ul. نحو ضَرَبَهُ فَرَأَىهُ Aku memukulnya lalu aku mengenai paru-paru-nya 2. عَلِمَ عَلِمَ yang bermakna اعْتَقَدَ yakin muta’addi sampai dua maf’ul. نحو فَإِنْ عَلِمْتُمُوْهُنَّ مُؤْمِنٰتٍ – الممتحنة ١٠ Artinya “Lalu jika kalian yakin bahwa mereka perempuan-perempuan berhijrah adalah orang-orang beriman…” عَلِمَ yang bermakna selain اعْتَقَدَ Apabila عَلِمَ bermakna عَرَفَ mengerti maka ia hanya muta’addi sampai dengan satu maf’ul. نحو عَلِمْتُ الْأَمْرَ Aku telah mengetahui perkara tersebut وَاللهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُوْنِ أُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْئًا – النحل ٧٨ Artinya “Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu-ibu kalian dengan keadaan kalian tidak mengetahui sesuatu” Dan apabila عَلِمَ bermakna شَعَرَ , أَحَاطَ , أَدْرَكَ merasa, meliputi, dan menyampaikan maka ia muta’addi sampai satu maf’ul dengan dirinya sendiri atau dengan perantara huruf ب ba’. نحو عَلِمْتُ الشَّيْئَ / عَلِمْتُ بِالشَّيْئِ Aku telah merasakan sesuatu 3. دَرَى دَرَى yang bermakna عَلِمَ عِلْمَ اعْتِقَادٍ mengetahui dengan pengetahuan keyakinan me-nashab-kan dua maf’ul sebagaimana contoh berikut دَرَيْتُكَ مُجْتَهِدٌ Aku telah mengetahui dengan pengetahuan keyakinan bahwa kamu adalah orang yang rajin Atau bisa kita lihat pada contoh syiir bahar thawil berikut دُرِيْتَ الْوَفِيَّ الْعَهْدَ يَا عَمْرُو فَاغْتَبِطْ فَإِنَّ اغْتِبَاطًا بِالْوَفَاءِ حَمِيْدُ Artinya Telah diketahui dengan pengetahuan keyakinan bahwa engkau adalah orang yang menepati janji Wahai Amr, maka bergembiralah! Sesungguhnya bergembira sebab memenuhi janji itu terpuji Catatan Pada syair tersebut memang “دَرَى” bentuknya bina’ majhul sehingga “تَ” pada “دُرِيْتَ” adalah maf’ul pertama yang berdiri sebagai naib fa’il dan “الْوَفِيَّ” adalah maf’ul kedua yang berdiri sebagai maf’ul pertama. Namun yang sering kali dilakukan pada penggunaan “دَرَى” adalah ia muta’addi kepada satu maf’ul dengan perantara huruf ba’, misalnya دَرَيْتُ بِالشَّيْءِ aku mengetahui sesuatu. دَرَى dengan makna lain Namun apabila دَرَى bermakna “خَتَلَ” memperdaya, maka ia muta’addi sampai satu maf’ul saja, misal دَرَيْتُ الصَّيْدَ aku telah memperdaya binatang buruan. Dan apabila دَرَى bermakna “حَكَّ” menggaruk/menyisir, maka ia juga muta’addi sampai satu maf’ul saja. Misalnya دَرَيْتُ رَأْسِيْ بِالْمِدْرَى aku telah menyisir kepalaku dengan sisir. 4. تَعَلَّمْ تَعَلَّمْ yang bermakna اعْلَمْ وَاعْتَقِدْ ketahuilah dan yakinlah! muta’addi sampai dua maf’ul. Sebagaimana pada syi’ir bahar thawil berikut نحو تَعَلَّمْ شِفَاءَ النَّفْسِ قَهْرَ عَدُوِّهَا فَبَالِغْ بِلُطْفٍ فِي التَّحَيُّلِ وَالْمَكْرِ Yakinlah! sembuhnya hati itu menundukkan musuhnya Maka sampaikanlah dengan lembut dalam siasat dan muslihat Namun penggunaan تَعَلَّمْ dengan diikuti “أَنَّ وَصِلَتُهَا” anna dan shilah/jumlah yang terhubung dengannya lebih banyak dan lebih masyhur. Misalnya pada syiir bahar wafir berikut تَعَلَّمْ أَنَّ خَيْرَ النَّاسِ مَيْتٌ عَلَى جِفْرِ الْهَبَاءَةِ لَا يَرِيْمُ Yakinlah sesungguhnya sebaik-baik manusia adalah orang mati Yang tidak meninggalkan Jifr al-Haba’ah rawa di Negara Ghathfan تَعَلَّمْ dengan makna lain Apabila تَعَلَّمْ merupakan amr/perintah dari fiil “تَعَلَّمَ يَتَعَلَّمُ” belajar maka ia hanya muta’addi sampai satu maf’ul saja. نحو تَعَلَّمُوْا الْعَرَبِيَّةَ وَعَلِّمُوْهَا النَّاسَ Belajarlah Bahasa Arab dan ajarkanlah Bahasa Arab tersebut kepada manusia! 5. وَجَدَ وَجَدَ yang bermakna عَلِمَ وَاعْتَقَدَ tahu dan yakin muta’addi sampai dua maf’ul. Sedangkan mashdar dari fi’il ini adalah الْوُجُوْدُ وَالْوِجْدَانُ . نحو وَجَدْتُ الصِّدْقَ زِيْنَةَ الْعُقَلَاءِ Aku yakin dengan pengetahuan keyakinan bahwa kejujuran adalah perhiasan orang-orang yang berakal وَإِنْ وَجَدْنَا أَكْثَرَهُمْ لَفٰسِقِيْنَ – الأعراف ١٠٢ Sesungguhnya Kami yakin bahwa kebanyakan dari mereka sungguh orang-orang fasiq وجد dengan makna lain وجد dengan makna lain dengan makna di atas pengetahuan keyakinan tidak termasuk af’al al-qulub. Contohnya seperti Bermakna “mengenai dan mendapatkan sesuatu setelah kehilangannya” وَجَدْتُ الْكِتَابَ وُجُوْدًا وَوِجْدَانًا Aku menemukan kitab dengan sebenar-benarnya penemuan Bermakna “dendam dan marah” وَجَدَ عَلَيْهِ مَوْجِدَةً Aku marah padanya dengan sebenar-benarnya marah إِنِّيْ سَائِلُكَ فَلَا تَجِدْ عَلَيَّ Sesungguhnya aku adalah orang yang bertanya padamu maka janganlah engkau marah padaku Bermakna “sedih” atau “suka” وَجَدَ بِهِ وَجْدًا Aku sedih padanya dengan sebenar-benarnya sedih وَجَدَ بِهِ وَجْدًا Aku suka dengannya dengan sebenar-benarnya suka Bermakna “merasa cukup” وَجَدَ جِدَةً Aku merasa cukup dengan sebenar-benarnya rasa cukup 6. أَلْفَى أَلْفَى yang bermakna عَلِمَ وَاعْتَقَدَ tahu dan yakin muta’addi sampai dua maf’ul. نحو أَلْفَيْتُ قَوْلَكَ صَوَابًا Aku yakin bahwa ucapanmu benar أَلْفَى dengan makna lain Apabila أَلْفَى bermakna “menemukan” أصاب الشيء وظفر به maka ia hanya muta’addi sampai satu maf’ul saja. نحو أَلْفَيْتُ الْكِتَابَ Aku menemukan kitab وَأَلْفَيَا سَيِّدَهَا لَدَا الْبَابِ – يوسف ٢٥ Dan mereka berdua mendapati tuan/suami wanita tersebut di depan pintu Af’al adh-Dhann أَفْعَالُ الظَّنِّ Af’al adh-Dhann merupakan fi’il-fi’il yang menunjukkan makna dugaan yakni kecenderungan pada salah satu kemungkinan. Dan af’al adh-dhann terdapat dua macam, yakni Macam Pertama, yang bermakna dua yakni dugaan dan yakin, namun kebanyakan bermakna dugaan. Seperti ظَنَّ , خَالَ , حَسِبَ Macam Kedua, yang bermakna dugaan saja. Seperti جَعَلَ , حَجَا , عَدَّ , زَعَمَ , هَبْ Macam Pertama Terdapat tiga fiil pada macam ini, antara lain 1. ظَنَّ ظَنَّ merupakan fiil yang menunjukkan kecenderungan pada salah satu kemungkinan. نحو ظَنَنْتُكَ مُسْلِمًا Aku mengira engkau adalah orang Islam Terkadang ظَنَّ menunjukkan makna yakin, misalnya الَّذِيْنَ يَظُنُّوْنَ أَنَّهُمْ مُلَاقُوْا رَبِّهِمْ – البقرة ٤٦ Yaitu orang-orang yang telah yakin bahwa sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang bertemu dengan Tuhannya وَظَنُّوْا أَنْ لَا مَلْجَأَ مِنَ اللهِ إِلَّا إِلَيْهِ – التوبة ۱۱۸ Dan mereka telah mengetahui/meyakini bahwasanya tidak ada tempat berlari dari siksa Allah kecuali hanya kepada Allah Namun apabila ظَنَّ bermakna اتَّهَمَ menuduh maka ia hanya muta’addi sampai satu maf’ul saja. نحو ظَنَّ الْقَاضِيُ فُلَانًا Seorang hakim telah menuduh si anu 2. خَالَ خَالَ maknanya sama dengan ظَنَّ yang menunjukkan kecenderungan. نحو خَالَ زَيْدٌ بَكْرًا مُعَلِّمًا Zaid telah menduga Bakr adalah guru Dan terkadang خَالَ menunjukkan makna yakin, seperti pada syiir bahar thawil berikut دَعَانِي الْغَوَانِي عَمَّهُنَّ وَخِلْتُنِيْ لِيَ اسْمٌ فَلَا أُدْعَى بِهِ وَهُوَ أَوَّلُ Orang-orang kaya memanggilku sebagai paman mereka dan engkau yakin bahwa aku mempunyai nama, lalu bukankah aku dipanggil dengan nama tersebut yang aku punya itu lebih utama? خِلْتُنِيْ لِيَ اسْمٌ Ya’ mutakallim pada خِلْتُنِيْ لِيَ اسْمٌ merupakan maf’ul pertama dan jumlah “لِيَ اسْمٌ” menempati tempat nashab sebagai maf’ul kedua. 3. حَسِبَ حَسِبَ mempunyai makna yang sama dengan ظَنَّ yang menunjukkan kecenderungan. نحو يَحْسَبُهُمْ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ – البقرة ۲۷۳ Orang yang bodoh menduga bahwa mereka orang-orang kaya sebab memelihara diri dari meminta-minta وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظًا وَهُمْ رُقُوْدٌ – الكهف ۱۸ Dan kamu mengira bahwa mereka terjaga sedangkan mereka itu tidur Terkadang حَسِبَ menunjukkan makna keyakinan seperti halnya contoh pada bahar thawil berikut حَسِبْتُ التُّقَى وَالْجُوْدَ خَيْرَ تِجَارَةٍ رَبَاحًا إِذَا مَا الْمَرْءُ أَصْبَحَ ثَاقِلًا Aku yakin bahwa ketaqwaan dan kedermawanan adalah sebaik-baik perdagangan yakni keuntungannya ketika seseorang menjadi berat/sakaratul maut Macam kedua Terdapat lima fiil pada macam ini yakni af’al adh-dhann yang hanya menunjukkan makna dugaan, antara lain 1. جَعَلَ جَعَلَ dengan makna ظَنَّ atau “menduga” me-nashab-kan dua maf’ul نحو وَ جَعَلُوْا الْمَلٰئِكَةَ الَّذِيْنَ هُمْ عِبَادُ الرَّحْمٰنِ إِنَاثًا – الزخرف ۱۹ Artinya “Dan mereka menduga bahwa malaikat-malaikat yaitu hamba-hamba Allah adalah perempuan”. جَعَلَ dengan makna lain Apabila جَعَلَ bermakna أَوْجَدَ mewujudkan/menciptakan atau أَوْجَبَ menjaga/memperhatikan maka ia hanya muta’addi sampai satu maf’ul saja. نحو وَجَعَلَ الظُّلُمٰتِ وَالنُّوْرَ – الأنعام ١ Dan Allah menciptakan kegelapan-kegelapan dan cahaya اجْعَلْ لِنَشْرِ الْعِلْمِ نَصِيْبًا مِنْ مَالِكٍ Perhatikanlah bagian dari raja untuk penyebaran ilmu Selanjutnya, apabila جَعَلَ bermakna صَيَّرَ merubah maka ia termasuk pada af’al at-tahwil yang menashabkan dua maf’ul. Pembahasan mengenai af’al at-tahwil akan dibahas pada postingan selanjutnya. Lalu apabila جَعَلَ bermakna أَنْشَأَ mulai maka ia termasuk fiil muqarabah/fiil naqish yang menunjukkan makna “memulai dalam melakukan sesuatu”. جَعَلَ زَيْدٌ يَمْشِيْ Zaid mulai berjalan 2. حَجَا حَجَا dengan makna ظَنَّ atau “menduga” me-nashab-kan dua maf’ul حَجَوْتُ أَبَاكَ صَائِمًا Aku mengira ayahmu adalah orang yang berpuasa حَجَا dengan makna lain حَجَا hanya muta’addi sampai satu maf’ul apabila mempunyai makna-makna sebagaimana berikut Mengalahkan dalam teka-teki حَاجَيْتُهُ فَحَجَوْتُهُ Aku telah memberi teka-teki padanya lalu aku mengalahkannya dalam teka-teki Menolak/mencegah حَجَوْتُ زَيْدًا Aku telah mencegah Zaid Menyembunyikan/merahasiakan/menjaga حَجَوْتُ السِّرَّ Aku telah menyembunyikan/menjaga rahasia Menjalankan/mendorong حَجَتِ الرِّيْحُ سَفِيْنَةً Angin telah mendorong kapal Dan حَجَا berhukum lazim/tidak memiliki maf’ul apabila mempunyai makna sebagai berikut Mendiami/tinggal حَجَا بِالْمَسْجِدِ Ia mendiami/tinggal di masjid Kikir/terlampau hemat حَجَا بِالشَّيْءِ Ia terlampau hemat pada sesuatu 3. عَدَّ عَدَّ dengan makna ظَنَّ atau “menduga” me-nashab-kan dua maf’ul. Sebagaimana contoh pada syi’ir bahar thawil berikut نحو فَلَا تَعْدُدِ الْمَوْلٰى شَرِيْكَكَ فِي الْغِنَى وَلٰكِنَّمَا الْمَوْلٰى شَرِيْكُكَ فِي الْعُدْمِ Maka jangan kau kira anak paman adalah temanmu dalam kekayaan Akan tetapi anak paman adalah temanmu dalam kefakiran عَدَّ dengan makna lain Apabila عَدَّ bermakna “menghitung” maka ia hanya muta’addi sampai satu maf’ul. نحو عَدَدْتُ الدَّرَاهِمَ Aku telah menghitung beberapa dirham 4. زَعَمَ زَعَمَ dengan makna ظَنَّ ظَنًّا رَاجِحًا “menyangka dengan sangkaan yang kuat” me-nashab-kan dua maf’ul. Sebagaimana contoh syi’ir bahar khafif berikut زَعَمْتَنِيْ شَيْخًا وَلَسْتُ بِشَيْخٍ إِنَّمَا الشَّيْخُ مَنْ يَدِبُّ دَبِيْبًا Kau menduga diriku adalah syaikh orang yang sudah tua, sedangkan diriku bukanlah syaikh Syaikh itu tidak lain adalah orang yang merangkak dengan sebenar-benarnya merangkak زَعَمَ dengan makna lain Namun secara umum penggunaan زَعَمَ lebih sering digunakan untuk menunjukkan makna dugaan yang salah, زَعَمَ mengungkapkan ucapan yang diduga sebagai kebohongan. Maka dari itu زَعَمَ digunakan dalam hal yang di dalamnya terdapat kebimbangan atau hal yang sudah diyakini kebohongannya. Orang arab biasanya berkata “زَعَمُوْا كَذَا وَ كَذَا” Orang arab berkata bla bla bla. Dalam artian ”bla bla bla” tersebut adalah perkataan yang bohong. Terkadang pula زَعَمَ bermakna “berkata” saja, tanpa embel-embel bahwa perkataan tersebut adalah kebohongan, dugaan, atau kebimbangan. Apabila زَعَمَ bermakna “memimpin” تَأَمَّرَ وَرَأَّسَ atau “menanggung“ كَفَلَ بِهِ maka ia hanya muta’addi sampai satu maf’ul saja dan dengan perantara huruf jarr. زَعَمَ عَلَى الْقَوْمِ Ia telah memimpin kaum زَعَمَ بِالْمَالِ Ia telah menanggung harta Dan زَعَمَ yang bermakna “lezat/enak” berhukum lazim. زَعَمَ اللَّبَنُ Susu tsb enak 5. هَبْ هَبْ yang berbentuk perintah “fi’il amr” dengan makna “dugalah!” me-nashab-kan dua maf’ul. Sebagaimana contoh pada syi’ir bahar mutaqarib berikut فَقُلْتُ أَجِرْنِيْ أَبَا خَالِدٍ وَإِلَّا فَهَبْنِيْ امْرَءًا هَالِكًا Kemudian aku berkata “Tolonglah aku wahai Abu Kholid, dan jika tidak maka dugalah aku sebagai orang yang hancur” هَبْ dengan makna lain Apabila هَبْ bermakna “berikanlah!” berasal dari هِبَةً maka ia tidak termasuk af’al al-qulub walaupun ia muta’addi sampai dua maf’ul. Karena kedua maf’ul-nya bukan berasal dari mubtada’ khobar. هَبِ الْفُقَرَاءَ مَالًا Berilah orang-orang faqir harta! Menurut lughah yang fashih pada contoh di atas, هَبْ bermakna “berikanlah!” muta’addi kepada maf’ul pertama dengan bantuan lam’. هَبْ لِلْفُقَرَاءَ مَالًا Berilah harta kepada orang-orang faqir! Namun apabila هَبْ bermakna “takutlah!” berasal dari هَيْبَةً maka ia hanya muta’addi sampai satu maf’ul saja. هَبْ رَبَّكَ Takutlah pada Tuhanmu! Kesimpulan Af’al al-qulub ada 14 jumlahnya yaitu رَأَىعَلِمَدَرَىوَجَدَأَلْفَىتَعَلَّمْظَنَّخَالَحَسِبَجَعَلَحَجَاعَدَّزَعَمَهَبْ Dimana dari angka 1-6 adalah af’al al-yaqin, dan dari angka 7-14 merupakan af’al al-dhann. Namun 7, 8, dan 9 terkadang menunjukkan makna yakin. Demikian pembahasan af-al al-qulub semoga bermanfaat. Learning Arabic opens up a whole new world, not only because you get access to thousands and thousands of books, but also because you become aware of the different interpretations and understandings that can be derived from a single word. I want to concretize this with an example. In the Quran it says One possible translation is And be not like those who forgot Allah , so He made them forget themselves. Those are the defiantly disobedient. Q. 59 19 The words’ “He made them forget themselves” is a translation of the Arabic ansāhum. This verb is derived from the radicals nūn, sīn and yā and is in the form af’ala. This verb form bears several meanings and functions. One function is that it can change a verb that is intransitive and make it transitive, or make an already transitive verb double transitive. Let us look at an example with the verb nasiya. This verb is transitive and usually takes one object, “Zayd forgot the food.” is nasiya Zaydun al-akla. In this sentence Zayd is the subject and the food is the object. Now, if we put the verb nasiya in the form af’ala we get ansaa and the new sentence will be Ansaa Zaydan al-akla, “[someone] made Zayd forget the food.” Zayd, who was former the subject of the sentence has now become the first of two objects food being the other. The English translation of the Quranic verse above is made according to this linguistic principle. Allah made them forget themselves, because they forgot Allah. The verb form af’ala can also mean to discover that someone or something has a specific characteristic. The verb bakhila means to be stingy, for example Bakhila Zaydun, “Zayd was stingy.” If we change the verb to af’ala we get abkhala, and if we put it into a sentence we get Abkhala Ahmedu Zaydan. According to what we just said this sentence can be translated as follows “Ahmed discovered that Zayd was stingy”. If we apply this meaning of the verb form af’ala to the Quranic verse we get And be not like those who forgot Allah, and that He discovered [1] had forgotten themselves. Those are the defiantly disobedient. Q. 59 19 This interpretation argues that God does not punish them for having forgotten Him, but they forgot God, since they first forgot about themselves. According to the first interpretation then, forgetting oneself is a result and a punishment for forgetting Allah, but accordingly to the second interpretation they forget Allah because they forgot themselves in the first effect is one and the same, but the causes are different. I will end this post quoting Roger Du Pasquier because I think he captures how the above mentioned verse relates to the modern condition Islam has been given to man precisely to help him live through this last stage of history without losing himself. The final revelation of the prophetic cycle, it offers methods of resisting the present chaos, and of re-establishing order and clarity within the soul – as well as harmony in human relations – and of achieving the higher destiny to which the Creator has called us. Islam is addressed to man, of whom it has a deep and precise understanding, defining as it does his position in creation before God. Modern thought, by contrast, has no well-defined and generally accepted anthropology. concerning man it has amassed a vast array of facts, yet the very confusion and variety of these facts betrays an inability to give a coherent definition of the human condition. In no other civilisation has there been such a complete and systematic ignorance of the reason why we are born, why we are alive, and why we must die. Unveiling Islam p. 1 [1] The word “discovered” doesn’t mean that He didn’t know this before. This usage is common in the Quran.

contoh af al allah